Rabu, Desember 05, 2012

Nonton TV Online di Blog Kamiliyahome

Jumat, September 07, 2012

Waktu itu (tiga)

Aku duduk di sini
di tempat ramai dengan batin yang sepi
di warung nasi goreng seberang jalan rumah sakit pemerintah

Aku duduk di sini
Berusaha berontak menghantam jenuh
Mencoba memasuki sibuknya malam
Berharap sesuatu dapat menyejukkan hati

Karena aku telah di sini
berhadap langsung dengan bangunan itu
bangunan yang biasa kau singgahi
bangunan dengan aroma kimia obat yang khas
bangunan dengan insan yang selalu kau bantu

Entah mengapa aku merasa engkau begitu dekat
dekat dengan warung ini
dekat duduk ku yang menikmati makan malam ini

Entah mengapa aku berharap engkau mendekat
aku berharap engkau ada, melihat dan mendengar suaramu

Seketika jantungku berdetak cepat
Darahku terasa menjalar lebih hangat
Aku tahu benar suara itu, lugas dan berat
Aku juga tahu persis kalau itu engkau

Aku duduk di sini
Masih menikmati lantunan suara itu
Suara dari yang polos berucap dan yang tegas berujar
Suara yang membuatku selalu rindu
Rindu akan engkau kasihku
Rindu dalam diamku
Rindu dalam pejam mataku


Selasa, Agustus 28, 2012

Suni-Syi'ah, antara toleransi dan aqidah...

Maaf, sodara-sodara apa yang saya sampaikan ini tidak biasa, tetapi cobalah untuk membiasakan diri berpikir positif menanggapinya serta santun dan bijak menyelesaikannya.

Perbedaan yang indah
                                             sumber image : undergroundtauhid.com

Saya juga sebenarnya malas membahas tema ini lebih luas dan rinci karena nantinya akan menimbulkan semakin banyak perbedaan, lalu apabila pembaca tidak bijak memahaminya maka akan menimbulkan konflik. Okelah, kita harus tahu tentang kebaikan yang sesungguhnya, karena itu wajib, wajib untuk terus mengetahui dan belajar, karena tingkat keimanan dan keislaman kita wajib untuk selalu disempurnakan. Setelah itu, kewajiban bagi kita juga untuk menyampaikan tentang kebaikan tersebut dengan mengajak ke arah kebenaran yang hakiki. Tetapi tentunya kebaikan dan kebenaran tersebut dapat disampaikan dengan cara yang santun dan sabar dengan terus meminta petunjuk dari Allah, SWT.

Coba sodara-sodara browsing tentang perbedaan tersebut, maka akan banyak yang saudara temukan. Mulai dari cerita sejarah tentang penerus perjuangan atau kepemimpinan setelah Nabi Muhammad, SAW wafat, lalu ada orang yahudi yang mangaku menerima pesan rasulullah sehingga setiap perkataannya adalah benar, dan banyak lagi perbedaan antara Suni dan Syi'ah. Di Wikipedia juga dijelaskan dua paham ini.

Maaf, saya tidak dapat menyampaikan di sini kalau kedua aliran tersebut benar atau sesat, karena saya menyadari ilmu keagamaan saya juga tidak cukup dalam. Atau mungkin perlu pengkajian lebih lanjut dengan mengikutsertakan pakar dan sumber-sumber kitab yang diyakini kebenarannya. Tetapi dengan sodara-sodara banyak membaca, belajar dan memahami, mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan mana yang benar untuk diikuti dan mana yang tidak. Lalu setelah itu, seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, mari kita sampaikan kebaikan dan kebenaran tersebut secara santun dan bijak serta selalulah minta petunjuk Allah, SWT. Semoga kita berada di jalan-Nya yang benar, amin.

Sodara-sodara dapat membaca ini, buat referensi. Wallahu a'lam bishowab.        

Senin, Agustus 27, 2012

Waktu itu (dua)

Maaf, kalau ku munafik untuk ragu dan ingin merangkai jarimu di sela jari tanganku
Maaf, kalau ku ingin lebih lama merasa lembut tanganmu digenggamanku

Hari itu masih terlalu pagi untuk manusia beraktifitas
Suatu pagi yang tidak biasa bernafkah hanya istirahat

Salah satu jalan aspal yang menanjak
Hanya pepohonan silih berganti mengawasi tenang, tanpa mmapu mengejar
Udara sejuk pagi itu, matahari masih malu menyiram sengatan cahanyanya

Engkau masih di sampingku beriring bersamaku
menunaikan janji kemarin untuk jalan bersama pagi ini

Suatu pagi yang tak biasa dengan aktifitas yang tak biasa pula
Tetapi maaf kalau kujadi terbiasa untuk menunggumu
kembali berjalan bersama

Suatu pagi yang kini biasa, menyusuri jalan yang sama
dengan bola mata, hidung, bibir, rambut yang sama
dengan genggaman lembut tangan yang sama

Burung-burung riang menyambut pagi yang cerah
bermain bersama angin di sela-sela rating pepohonan

Sungguh, udara ku hirup kini lebih terasa sejuk
merasuk ke dalam tubuh hingga jantungku yang lebih cepat degubnya 

Waktu itu (satu)

Engkau berkisah tentang duka
terlalu panjang untuk didengar, terlalu lugas untuk diresap
Yang kulihat hanya ikal rambutmu mengurai di wajah
hanya kudengar engkau bersedih di sela cerita harumu

Angin malam ini ringan menyapu kulit
di ruang bedeng kontrakan 3 x 2 meter
Pintunya terbuka, halaman teras masih ramai orang berucap kosong

Engkau masih saja berkeluh kesah sendiri
Aku masih saja hanya melihat ikal rambutmu
walau sesekali berusaha masuk berperan di cerita sedihnu
Aku terenyuh, tetapi tidak menangis
Batinku lebih berujar, mengapa keluh kesahmu kepadaku?

Malam semakin larut
Angin lebih terasa dingin
Pintu masih terbuka, suara orang di teras lebih ringan

Kita masih saja duduk bersila berhadapan
Engkau masih saja begitu seperti tadi
Sedang aku..., aku sedikit terbawa cerita dukamu
tetapi aku lebih merasa engkau merangkai malam yang tak biasa
malam yang beda dan berwarna
malam yang selanjutnya membuatku tersenyum dan terasa indah  

Ingin cepat nikah? Sebambangan saja...

Bukannya anjuran, tetapi pilihan lebih baik daripada berlarut-larut hingga menimbulkan fitnah dan zina. Kalau saya sih, ambil positifnya saja. 



Sebambangan dapat diartikan berbeda masing-masing adat, misalkan yang saya tahu antara adat Lampung dan OKU. Kalau di OKU pengertian sebambangan mungkin konotasinya lebih negatif karena mungkin sebagian ada yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang tua masing-masing, baru nanti pihak yang ditumpangi oleh pasangan pemuda pemudi tersebut (tetua adat atau kerabat yang dituakan) menyampaikan ke orang tua laki-laki dan perempuan perihal sebambangan tersebut. Sedangkan adat Lampung, mungkin hampir sama tetapi anak perempuan yang pergi tersebut sebelumnya meninggalkan pesan berupa surat yang memberitahukan maksud kepergiannya bersama lelaki pilihannya. Jadi mungkin keluarga tidak begitu panik, karena sudah tahu kemana anaknya pergi dan maksudnya.

Sebambangan sebenarnya berbeda dengan kawin lari. Sebambangan biasanya berakhir dengan damai dan terjadi pernikahan dengan restu kedua keluarga. Berbeda dengan kawin lari yang menikah tanpa restu orang tua. Sedangkan persamaannya adalah si lelaki membawa pergi pasangannya tanpa izin dahulu ke orang tuanya.

Sebambangan adalah proses pernikahan yang instan, tanpa melalui urut-urutan kebiasaan atau adat yang berlaku. Karena memang sebenarnya tahapan tersebutlah yang terkadang menjadi penghalang mereka hingga pasangan kekasih tersebut memaksakan menikah dengan cara sebambangan. Yang jelas pernikahan terhalang karena ketidaksetujuan atau belum saatnya. Ketidaksetujuan pihak laki-laki kepada pihak perempuan atau sebaliknya, dengan berbagai alasan. Atau belum saatnya menikah, dengan berbagai alasan pula, misalnya harus menunggu saudara yang lebih tua menikah dulu, masalah biaya, kuliah yang belum selesai, dan lain-lain. Jadi tahap-tahapan proses pernikahan tersebutlah yang menjadi penghalang pasangan kekasih untuk menikah sedangkan mereka sudah ngebet ingin menikah.  

Ada positif negatifnya dari pelaksanaan sebambangan ini. Untuk alasan ingin mensegerakan menikah untuk menghindari zina dan fitnah, sedangkan orang tua belum cukup biaya atau belum siap padahal kedua belah pihak telah setuju dengan pilihan hidup anaknya masing-masing, ini mungkin pilihan yang baik. Karena pada dasarnya sebambangan diakhiri dengan proses akad nikah. Kalau negatifnya, ya jadinya si anak memaksakan kehendak, tidak cukup bersabar untuk memahami orang tua. Atau memaksakan kehendak dengan ingin menikah walaupun orang tua tidak setuju dengan pasangan pilihan anaknya. Walaupun kalau memang seperti ini yang terjadi, ya, seharusnya tetap dinikahkan saja dengan pilihan sang anak yang tidak kita paksakan, tinggal nantinya tanggung jawab berkeluarga mereka tanggung sendiri.

Lebih baik kalau masing-masing pihak saling paham dan pengertian. Si anak selalulah berkomunikasi yang baik dengan orang tua, memberikan pengertian dan sugesti-sugesti positif, karena di dalam Islam juga ada beberapa yang wajib dilakukan dalam proses pernikahan, selebihnya mungkin sunah atau tidak wajib seperti resepsi yang mewah, apalagi pelaksanaan adat yang terkadang memberatkan. Jadi kenapa orang tua tidak berpikir, ya, sudah dinikahkan saja, paling tidak akad nikahnya dulu, yang penting mereka sudah resmi dan sah menjadi pasangan suami istri. Untuk resepsinya dapat dilakukan nanti. Karena resepsi memberikan nilai positif sebagai promosi atau pemberitahuan kepada khalayak kalau kedua insan tersebut telah terjalin ikatan resmi sebagai suami istri.

Jadikan pernikahan sebagai sesuatu yang sakral dan suci, tidak saja janji suami kepada istri atau sebaliknya tetapi janji kepada Sang Kuasa untuk menjaga keutuhan rumah tangga, saling setia dan bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing. Jadilah keluarga Islam yang kokoh menjalankan syariat-Nya hingga melahirkan generasi yang dapat diandalkan untuk menghadapi kehidupannya sendiri dan menjadi penyelamat peradilan akhirat orang tuanya kelak.

                       Selamat memulai hidup yang sesungguhnya adindaku...

artikel sebambangan lengkap : di sini.

Jumat, Mei 11, 2012

nasib...

saya rasa di sini tempatnya orang-orang handal
yang bekerja dengan penuh integritas dan profesional
menghimpun sebanyak-banyaknya tabungan yang wajib
walau lazim dimanfaatkan dengan fiktif atau nilai yang dianggap ajaib

tetapi semolek-moleknya aparat di sini tetap dianggap jelek
punya motor baru dianggap hasil nyolek
padahal motor kredit 23 bulan akibat bokek
jalan ke mall bersama keluarga disangka buang duit
hasil dari yang bermata sipit
padahal hanya refresing mikirin negara yang semakin sulit

jangan salahkan yang cari kontribusi
salahkan pengguna dana yang biasa dikorupsi
bagaimana orang mau ikhlas berbagi
jika hasilnya dibagi-bagi, lagi dan lagi

kalau begitu tamatlah celengan negara
dan rakyat semakin sengsara
dengan tabungan yang tidak maksimal
dimanfaatkan pula secara nakal

fuiihhh..., bosen juga mikirin yang kaya' gituan
untuk budaya yang sudah berkarat dan menjadi kebiasaan
mending kerja aja dengan maksimal
dan profesional sehingga dapat menjadi amal
untuk kemaslahatan keluarga di rumah
untuk negara dengan masa depan cerah

bukan negara antah berantah
ucap seorang selebritis pongah

                                image from : http://awidyarso65.wordpress.com

Rabu, Mei 09, 2012

Salahkah kalau aku bahagia saat ini?

Jika aku bertanya, milik siapakah bahagia itu?
Aku berharap pada-Nya, semoga tidak hanya untuk yang mampu.
Tidak melihat pendidikan,
taraf hidup dan jabatan.

Aku kembali bertanya, apakah aku bahagia hari ini?
Untuk segalanya, untuk apa yang telah Engkau penuhi?
Merelakan kesakitan,
mengabulkan suatu ikatan.

Aku bersedih untuk pertemuan ruhnya dengan-Mu.
Aku bersedih jika jiwa itu menjadi pengorbanan dua insan-Mu.

Apakah aku pantas bahagia untuk hari ini?
Untuk semua perjuangan dan penebusan jiwa yang kusayangi?


Tetapi..., kenapa juga harus bersedih,
jika melihat engkau wahai kekasih.
Mana mungkin aku berduka,
jika telah bertatap muka.

Maaf, kalau aku menuntut hak untuk bahagia.
Bahagia bersama sang bidadari yang kuyakin setia.
Untuk senyum yang merah merona,
untuk sepasang mata yang mempesona.

Semoga aku dapat menjadi lebih baik denganmu, wahai bidadari.
Memenuhi segala ibadah bersamamu di indahnya hari.
Semoga senyum kami kini dapat menyejukkan jiwa mu, ayah...
Tenang bersama doa kami bertemu sang kuasa, Allah azza wajalla. 


                                        April 2012 ~ Bahagia kini milikmu adindaku.


Jumat, April 20, 2012

Suatu pagi di tahun 2052

Walau pagi hari, tetapi cuaca tidak cerah, sinar matahari tidak menembus sampai ke bumi. Sejauh mata memandang tidak nampak yang berwarna hijau di sini, atau mungkin mata ini yang sudah kabur. Usiaku kini 76 tahun. Ku sadari beberapa onderdil jasmaniku telah lemah fungsinya, mulai dari mata, telinga, jantung, ginjal, paru-paru, persendian, otot-otot, kulit, terlalu banyak mungkin untuk disebut, tetapi tidak untuk hati ini tidak untuk jiwa ini.

Aku berdiri di satu sudut kota yang bising dan tidak nyaman. Banyak bangunan yang rusak dan tidak terurus. Sepanjang aku berjalan, sampai ku putuskan untuk berhenti, kurasakan permukaan jalan berbatu dan tidak rata, ah..., tetapi mungkin itu perasaanku saja.

Sesaat, sayup kudengar suara perempuan menghardik dengan nada suara tinggi. Kepalaku menoleh mengikuti asal suara tadi. Aku melihat seorang lelaki tergesa-gesa keluar dari sebuah rumah. Tubuhnya dipenuhi dengan bulu berwarna hitam dan langkahnya persis seekor monyet. Aku begitu yakin karena kulihat juga ekornya ketika ia berlalu membelakangiku.

Tersentak aku terkejut, ketika ada yang berlalu dengan cepat dari arah belakang dan sedikit menabrak tubuhku. Setelah beberapa saat kuperhatikan, ternyata iapun memiliki ekor. Lelaki itu berlari cepat seperti seekor anjing tetapi tidak dengan keempat kakinya menginjak tanah, karena kedua kaki depannya menjuntai ke atas seperti seorang manusia.

Sedikit membungkuk, ku ambil kacamataku yang tadi terjatuh dan menempatkan pada posisi yang seharusnya. Di seberang jalan ku melihat beberapa orang sedang berjalan dengan terburu-buru. Sambil membenahi posisi kacamataku, ku lihat salah satu dari mereka ada yang memiliki hidung seperti babi, perutnya juga buncit dan terdapat ekor pendek keluar dari belakang celananya. Sedangkan yang lainnya memiliki ekor yang panjang, ada yang berjalan setengah merangkak seperti anjing dan ada yang berbulu seperti monyet.

Aku masih berdiri di sini. Berusaha meyakini kalau penglihatanku salah. Biarlah ku sadari karena fisikku sudah begitu lemah. Tetapi mengapa jiwaku memiliki keyakinan lain? Kepalaku menjadi sedikit pusing ketika mengingat apa yang aku lihat dan aku dengar beberapa puluh tahun lalu, dimana banyak orang tua berucap keras kepada anaknya dengan sebutan anjing, babi atau monyet? Tetapi, entahlah..., mungkin fungsi otakku juga sudah lemah untuk mengingat apa yang terjadi pada masa lampau.

Aku masih berdiri di sini. Bimbang, berusaha meyakini antara kebenaran fisik dan jiwa ini.




~ Sayangi keluarga anda. Sayangi buah hati anda. Sungguh, mereka adalah amanah yang paling sempurna.~

Kamis, April 12, 2012

Andai aku menjadi...

Sebuah acara televisi tersebut memberikan arti bahwa manusia hendaknya bersyukur dengan profesi yang ia jalani saat ini, karena profesi orang lain yang sebelumnya kita anggap lebih enak, setelah dijalani terasa lebih berat dan tidak mengenakkan dibandingkan dengan profesi kita sebenarnya. Akhirnya kita berkesimpulan biarlah saya dengan profesi yang lama saja. 

Tetapi bagaimana jika kita berganti kodrat? Misalkan suami menjadi istri dan sebaliknya. Karena begitu banyak  keluhan dari masing-masing penganut kodrat tersebut yang mengeluh atas yang memang menjadi kewajibannya sebagai seorang suami atau istri. Fiksi berikut memberikan gambaran seorang suami yang mengeluh atas kodratnya yang membandingkan tugas istri yang lebih ringan. 

sumber : http://tadzkirah.wordpress.com



Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.
S: “Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ….!”
I: “Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek…!”
Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: “Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah, bosen nih… jadi suami kerja di kantor.. Aku mohon jadikanlah aku menjadi istriku dan istriku ubahlah jadi aku seorang suami.
Tuhan: :) ..tersenyum
Esoknya permohonan sang suami dikabulkan. Dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju untuk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi ke pasar untuk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang dia beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu dia menyetrika sampai jam 4 sore.
Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton sinetron di televisi. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.
Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:
S: “Ya.. Tuhan yg Maha Pengampun.. ampunilah aku.., aku tidak tahu apa yg aku minta.., mohon kembalikan aku seperti sedia kala."
Tuhan: :) tersenyum saja. ”Baiklah akan saya kabulkan, tapi..“
S: “Tapi apa…?
Tuhan: “Tapi kamu harus menunggu 9 bulan lagi, karena tadi malam kamu positif (hamil)!!”
S: “Oooh ooohh…..tobaaaaat..9 bulan lagiiii…., tidaaaakkk!!!"
Bagaimana para suami, masih mengeluh dengan rutinitas anda? Jalani semua aktivitas tersebut baik suami maupun istri dengan ikhlas dan sabar, karena pada hakikatnya semua itu adalah ibadah dan pasti mendapat imbalan kebaikan dari-Nya. :) 

Seandainya semua orang baik beragama Islam


Ada bahagia juga melihat seorang teman sebelum menyantap makan malamnya, ia menunduk dan memejamkan mata seperti sedang berdoa, saya bisa pastikan itu karena ada gerakan ritual khas yang menandakan kalau ia sedang berkomunikasi dengan Tuhannya. Motivasi saya timbul untuk juga berdoa sebelum saya menyantap makan malam ini.

Ia salah satu teman saya yang berakhlak baik. Berperilaku baik ke sesama manusia. Menjaga kode etik di dalam bekerja dan cerdas. Di dekat kantor saya ada seorang ibu tua yang menjual makanan untuk sarapan pagi, selalu setiap pagi teman saya tersebut memberikan uang yang lebih untuk makanan yang ia beli. Pada saat ada teman lain yang sakit, ia begitu antusias menjenguk dengan membawa buah atau makanan. Begitu juga pada saat ada yang meninggal, ia ikut berziarah.

Ia sungguh teman yang berjiwa sosial tinggi. Tutur katanya selalu dijaga serta bersopan santun. Sungguh bagi saya ia teman yang sempurna. Tetapi ia tidak pernah melakukan ibadah shalat, ia tidak mengaji, ia tidak pernah pergi ke masjid untuk ibadah dan kegiatan rohani lainnya, tidak juga berpuasa pada bulan ramadhan dan tidak berzakat. Ya, karena teman saya tersebut non muslim.

Batin saya menggerutu, akankah ia masuk surga setelah ajalnya nanti? Apakah ada balasan yang baik dari-Nya untuk akhlak mulianya di dunia? Sungguh batin saya menggerutu dan geram juga menyesal, karena saya tahu jawabannya.

Sungguh kita bersyukur karena terlahir sebagai seorang muslim. Saudaraku sesama muslim, modal kita sudah punya, mari kita hiasi dengan amal ibadah ke sesama manusia dan ke Yang Maha, Allah, SWT. Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada semua insan berakhlak mulia agar amal baiknya tidak sia-sia. Sayang engkau bukan seorang muslim teman...

Selasa, April 10, 2012

Luangkan waktu sebentar saja untuk membaca ini

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan, tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.
Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar/teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al Qur’an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid
Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu, namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur’an, namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci Al Qur'an.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan lamanya untuk menghadap-Nya saat kumandang adzan menggema.
Betapa setiap orang ingin masuk surga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir atau mengatakan apa-apa atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api, namun kalau ada mail yang isinya tentang Allah betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon
DELETE.
ANDA TERTAWA …? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. …?
Sebar luaskanlah & bersyukurlah kepada ALLAH YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG.
Apakah tidak lucu apabila anda tidak memFORWARD pesan ini…. Betapa banyak
orang tidak akan menerima pesan ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka
masih percaya akan sesuatu?
Dari sebuah blog : http://tadzkirah.wordpress.com

Rabu, April 04, 2012

10 Pintu Masuk Setan


Pintu-pintu tersebut tidak bisa terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah sifat seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak. Pada saat ini kami akan menunjukkan pintu-pintu tersebut yang merupakan pintu terbesar yang setan biasa memasukinya. Semoga Allah memberikan kita pemahaman dalam permasalahan ini.

Pintu pertama: 
Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar. 

Pintu kedua: 
Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. 

Pintu ketiga: 
Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini. 

Pintu keempat:
 
Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat. 

Pintu kelima:
 
Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran. 

Pinta keenam:
 
Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan) 

Pintu ketujuh: 
Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta. 

Pintu kedelapan: 
Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya. 

Pintu kesembilan: 
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah. 

Pintu kesepuluh: 
Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain. 

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya.


sumber : http://www.klikunic.com

Kamis, Maret 08, 2012

Menanti hukuman

Inget waktu sekolah dulu, apabila ada pekerjaan rumah yang belum diselesaikan, maka hati pasti was-was menanti hukuman, dalam hati juga berharap, kali-kali aja gurunya kelewat atau tidak begitu memperhatikan, sehingga hukumanpun gak diterima.

Allah berfirman, dosa besar atau kecil akan mendapat ganjarannya begitu pula kebaikan yang kita perbuat akan mendapat pahala dan timbal balik kebaikan pula. Tinggal seberapa besar dosa dan kebajikan yang telah kita perbuat. Tetapi apakah benar, kebajikan dapat menghapus dosa? Kebajikan yang seperti apa, yang dapat menghapus dosa, dan dosa seperti apa yang dapat dihapus oleh kebajikan?

Saya juga baru terpikir tentang penghapusan dosa tersebut. Karena selama ini saya selalu menghubungkan "sandungan" kehidupan dengan dosa yang saya perbuat. Misalkan saya meninggalkan shalat isya hari ini, maka dengan was-was saya menanti hukumannya. Baru nanti setelah mendapatkan masalah, maka itu saya anggap mungkin hukumannya. Saya tidak berpikir untuk melakukan kebajikan untuk menghapus dosa dan hukumannya.

Tetapi tidak baik juga memelihara pemikiran seperti itu, karena untuk ke depan saya berharap sukses dalam bekerja, memperoleh jabatan dan mencapai hidup yang mapan. Mau idealis, bukan tempatnya menjadi abdi negara. Mau jadi pengusaha, jadi mainan pejabat negara juga. Maka, jika ingin kaya, jangan takut dosa. Boro-boro juga mau mikirin dosa atau hukumannya dari yang Kuasa. Shalat lima waktu, apalagi, gak sempet.

Begitukah?


Allah tidak tidur, semua amalan akan menuai balasan, baik atau buruk, besar dan kecil. Pasti, ditunggu aja. Dunia dan akhirat.

Puberku


Ketika lelah bertindak tanpa arah
Ketika banyak makhluk hanya mimpi indah
Abaikan kewajiban tuntut kemauan
Yang seperti itu maunya paling terdepan

Ketika pecah telinga mendengar lantunan puber
Entah haus mesum atau setannya yang bikin ngiler
Panjang lebar alunan lebay jantan berumur
Si dia berpikir yang penting gue makmur

Kenapa juga tidak dengan yang resmi
Yang tentu tidak mau untuk dipoligami
Cintanya tulus sampai mati
Menjaga anak-anak dan menjaga hati

Biarlah yang lain lebay dengan zinanya
Kenapa aku malu untuk berteriak untuknya
Biarlah yang lain menilai puberku tetap padamu
"AKU SAYANG KAMU ISTRIKU, AKU CINTA KAMU...!!"

Selasa, Februari 28, 2012

Begitu enaknya korupsi di negeri ini...

Semakin lama kasihan juga dengan nasib Indonesia. Yang kosupsilah, kepentingan partailah, nanti ujung-ujungnya, sumpek juga tinggal di "rumah" sendiri, kemudian dijual ke orang lain.

Saya rasa kalau dana negara tidak dikorupsi, gak afdol rasanya, seperti makan nasi tanpa sambal. Dan memang seperti itulah lazimnya. Alangkah kayanya negara kita, karena untuk melakukan belanja negara, dianggarkan dana yang besar atau lebih dari cukup. Misalkan untuk membeli satu unit komputer PC, cukuplah dana sekitar 7 atau 8 juta, tetapi dana yang tersedia adalah 15 juta. Ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama : direncanakan pengadaan satu unit komputer PC, maka dilakukan pembelian satu unit komputer PC seharga 8 juta dan sisanya 7 juta untuk dikorupsi. Yang penting pengadaan komputer terlaksana dan dananya cukup. Kedua : dilakukan pembelian komputer PC yang memang harganya 15 juta, tetapi boros juga hanya untuk satu unit komputer PC dianggarkan dana sampai 15 juta. 

Itu hanya contoh kecil, tetapi saya berfikir, seseorang sulit untuk berhemat jika uangnya ada. Jika seorang anak diberi uang oleh ayahnya senilai 50 ribu rupiah untuk jajan selama satu minggu, maka uang senilai 50 ribu rupiah tersebut akan habis selama satu minggu, diberi 100 ribu rupiah pun akan habis. Bagaimana kalau jadwal pemberian uang jajan dilakukan per hari, atau untuk kebutuhan yang sifatnya tidak rutin, diberi kalau ada permintaan dari anak tersebut. Karena sepatu sekolah sudah rusak, maka si anak tersebut meminta uang untuk membeli sepatu yang baru. Pemberian uang pun disesuaikan dengan spesifikasi sepatunya, harga murah, sedang atau mahal. Mungkin akan lebih baik, kalau sang ayah langsung membelikan anaknya sepatu sesuai spesifikasi dari anaknya, atau pembelian sepatu dilakukan bersama ayah dan anak. 

Begitu juga sistem perencanaan dan penganggaran pemenuhan kebutuhan belanja negara. Masing-masing pengguna dana harus dapat merencanakan penggunaan dana sesuai kebutuhan dan dana baru diberikan untuk kebutuhan yang diminta dan sesuai spesifikasinya. Misalkan untuk membangun sebuah gedung yang memang dirasa perlu, maka pihak yang akan membangun tersebut (disebut pihak 1) sebelumnya menyampaikan rencana anggaran belanja (RAB) kepada pihak yang melakukan pengelolaan dana negara (disebut pihak 2). Lalu pihak 2 melakukan survei dalam hal kebutuhan gedung tersebut, apakah memang dirasa perlu selanjutnya dilakukan penelitian terhadap RAB, terutama dalam hal kewajaran dan spesifikasinya (ukuran, bentuk dan lainnya), baru diberikan pencairan dana. Setelah dilakukan pembangunan gedung oleh pihak 1, pihak 1 memberikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana, yaitu dana yang tersedia, pemakaian, dan sisa (jika ada). Setelah itu, pihak 2 melakukan pengecekan fisik dan sebagainya untuk meyakinkan kebenaran laporan pertanggungjawaban dari pihak 1 tadi. Atau untuk lebih amannya, yang melaksanakan pengadaan belanja langsung dari pihak 2 setelah dilakukan survei, jadi pihak 1 hanya memberikan RAB.

Pada prinsipnya, ada kejelasan barang apa yang akan dibeli, yang memang diperlukan dan ada laporan pertanggungjawabannya. Setelah pekerjaan belanja selesai langsung dilakukan pengecekan. Pihak 2 memberikan laporan ke lembaga penegak hukum, baik ada atau tidak adanya kecurangan di dalam proses penggunaan dana tersebut.

Begitu mudahnya pencairan dan penggunaan dana negara mengakibatkan tindakan korupsi semakin marak, pengawasanpun kurang. Dalam satu tahun masing-masing pengguna dana diberi persediaan dana yang ada di dalam DIPA misalnya. Ya, dananya ada, kenapa harus tidak dipakai, tidak dihabiskan, dengan boros boleh, dengan spesifikasi barang yang tinggi bisa, yang penting dananya ada. Dimarkup sudah biasa, siapa juga yang melakukan pengawasan.

Jadi kalau memang pengguna dana sudah tidak ada yang bisa dipercaya, tidak ada jalan lain selain dilakukan proses belanja bersama atau langsung dipenuhi oleh sang penguasa dana. Tetapi jangan pula, dikorupsi lagi oleh penyedia dana tersebut, nyerah deh...

"tulisan di atas, jelas membahas korupsi bukan gratifikasi apalagi pelanggaran kode etik."

Kamis, Februari 16, 2012

inginkah engkau mati sekarang?


ada seorang laki-laki mengeluh tentang kehidupannya, lalu bertanya kepadaku.

"bagaimana cara mati yang enak?"

lalu aku bertanya.
"kenapa engkau ingin mati?"

"aku jenuh hidup, capek..." sahutnya.

"kenapa? bukankah engkau memiliki keluarga? bagaimana istri dan anakmu?"

ia diam sejenak, lalu kembali berkata.
"ya, aku sayang mereka, hanya mereka yang aku miliki. akupun berfikir mungkin mereka akan bersedih sepeninggal ku. tetapi aku percaya kalau Allah akan melindungi mereka."

"lalu bagaimana tanggung jawabmu sebagai seorang suami?" tanyaku lagi.

"yah, ini adalah sesuatu kegagalan. aku pernah mengutarakan pilihan kepada isteriku, untuk mencari penggantiku, karena aku bukan lelaki terbaik untuk dapat menanggung beban hidup. aku tidak dapat membahagiakan isteri dan anak-anakku. aku rela apabila ada lelaki lain yang dapat membuat mereka bahagia." jawabnya.

aku diam dan merenung, entah mengapa aku mencoba menjawab pertanyaan pertama lelaki itu.
"mmm.., ada banyak cara untuk mati, bisa gantung diri, potong urat nadi, minum racun, menceburkan diri ke sungai, menabrakkan diri ke kereta api atau kendaraan lain, tetapi semua didahului dengan ketersiksaan, meledakkan diri dengan memasang bom di badan menurutku pilihan yang paling baik. tetapi dimana juga mendapatkan bom?"

ia terlihat mengernyitkan dahi dan bertanya.
"apakah engkau juga pernah berencana untuk mati, sehingga engkau begitu banyak menawarkan pilihan?"

aku menghela nafas dalam dan berkata.
"tidak.., tetapi aku berfikir, mati dengan cara yang direncanakan sebenarnya menyakitkan, lantas apakah engkau juga yakin kalau orang-orang yang kamu cintai akan bahagia setelah engkau mati? belum lagi engkau akan dihukum di akhirat karena mengakhiri hidup yang bukan sesuai rencana Allah."
lalu aku berkata kembali.
"apakah engkau akan memilih pilihan yang sungguh tidak mengenakkan tersebut? engkau tidak mengalami hidup yang baik sekarang, tetapi bunuh diri bukan pilihan yang baik. biarlah Allah sendiri yang akan membuat engkau mati, karena itu takdir Allah dan pilihan terbaik tentunya. jika engkau masih diberikan hidup sekarang, berarti Allah menganggap engkau masih layak untuk hidup, layak untuk dirimu sendiri dan layak untuk orang lain. tinggal kita yang terkadang tidak dapat menjawab hikmah dari semua kehendak Allah. Allah masih percaya engkau dapat menentukan sesuatu yang baik dari kehendak-Nya tadi. bersama-Nya akan lebih baik, atau paling tidak engkau dapat mengartikan hikmah kehendak Allah dan engkau dapat mengikhlasinya sebagai pilihan terbaik dari Allah"

HADAPI KETENTUAN-KETENTUAN YANG SULIT DARI ALLAH DENGAN TETAP SEMANGAT MENUNTASKANNYA, BIARLAH IA YANG BERKEPUTUSAN KARENA ITU PASTI YANG TERBAIK UNTUK KITA, TERMASUK SAATNYA MENCABUT NYAWA KITA.

from story book "Beautiful Death" Nicholas C. Ferdinand. 1991.




Senin, Februari 13, 2012

Dilema Pernikahan


Silahkan berpendapat, tentu banyak "pernak-pernik" pernikahan, mulai dari pra nikah sampai pelaksanaan pernikahan itu sendiri, malah mungkin ada yang berkelanjutan sampai setelah pernikahan.

Saya hanya mengungkap realita yang bersinggungan dengan saya.

Inti acara pernikahan terbagai dua, akad nikah dan resepsi pernikahan. Menurut saya keduanya memiliki arti penting sendiri. Akad nikah adalah sebuah ikrar dan pengakuan secara agama bahwa kedua pelah pihak lelaki dan perempuan sah menjadi suami dan istri. Sedangkan resepsi adalah suatu cara untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa telah terjalin hubungan pernikahan yang sah antara suami dan istri tadi, untuk dapat dipahami dan diakui oleh masyarakat. Akad nikah seharusnya dapat diartikan oleh setiap manusia dengan mendalam, untuk menjadi sebuah janji suci tidak hanya untuk pasangannya tetapi juga janji kepada Allah yang dapat mewarnai kehidupan berumah tangga ke depannya.

Bagaimana dengan resepsi? Betul, masyarakat harus tahu tentang perubahan status tersebut agar tidak ada penilaian negatif terhadap masing-masing individu. Tetapi apakah harus dirayakan dengan mewah? Oh, ya..., ini bukti kita sebagai insan yang bersyukur. It's ok, sekarang tinggal tanyakan kepada diri masing-masing, apakah kita dapat memaknai pengertian bersyukur? Saya rasa tidak. yang ada hanya kesombongan dan munafik. Apalagi perayaan yang tidak melahirkan suasana syahdu yang dapat menurunkan hati dari keangkuhan sampai timbul rasa syukur. Bersyukur dengan bersedekah.., ya, tetapi bukannya bersedekah untuk orang-orang yang tidak mampu yang lebih menghargai rezeki bukan untuk manusia-manusia yang tidak menghargai makanan, karena banyak terlihat di acara resepsi, makan yang tidak habis. Jadi alasan yang tepat adalah prestise, pengakuan kemampuan dan pengharapan serta penghargaan dari petinggi-petinggi manusia penghui bumi.

Saya memandang itu dengan tambahan sisi yang lain. Karena kesucian, penjagaan aurat hingga menjadi haknya mungkin menjadi sesuatu yang langka saat ini. Jadi untuk apa perayaan mewah tersebut? Untuk memuliakan perzinahan? Merestui MSC (Merried Because Accident)? Sekarang pertanyaannya, bagi pasangan tersebut perzinahan bukan kesalahan untuk diambil pelajaran apalagi untuk dihukum, karena nikmat perzinahan tetap dirayakan.

Coba kita sekarang "merunduk" lebih ke bawah. Bagaimana dua insan susah payah memperjuangkan yang namanya pernikahan dengan keterbatasannya. Perjuangan untuk memperoleh kepercayaan bukan keterpaksaan. Hingga akhirnya merasakan suasana dramatis dengan makna yang mendalam dalam arti sebuah pernikahan. Perjuangan dan pengorbananpun mungkin belum selesai, karena harus mencukupi biaya hidup termasuk mengganti dana pinjaman untuk keperluan pada saat pernikahan.

Mari bersama kita memahami makna pernikahan yang sebenarnya, sehingga sulit untuk kita dustai dengan alasan dan lantaran apapun. Pernikahan adalah janji suci kepada Allah, hubungannya adalah tanggung jawab dan kesetiaan. Semoga Allah memberikan kedamaian untuk keluarga tersebut dan melahirkan penerus loyalitas terhadap Islam.

Jumat, Januari 13, 2012

DERITA MALAM

Jika sayap tak bebas menerjang malam,
jika langkah kaki lemah menapak keheningan,
maka seperti biasa.., ini musibah...

Tetes demi tetes...,
ramai hewan malam berisik di telinga.

Terjangan angin,
hitamnya gelap,
menusuk-nusuk kalbu.

Ku tanya?
Begitu asyikkah engkau wahai rembulan?
Begitu riangkah engkau pepohonan?

Ya...
Karena rembulan sedang bertugas membias cahaya metahari ke bumi.
Ya...
Karena pepohonan sedang memainkan tarian gemulai bersama angin.

DERITA MALAM,
karena rembulan membias cahaya siang dan malam,
karena angin meniup raga hingga tak terjangkau.

TEBUSLAH KODRATMU WAHAI SANG ALAM!!

Ajak aku menikmati indahnya malam dari tempatmu rembulan...
Ayo pepohonan, kita menari riang gembira bersama angin...

atau bimbing aku tuk bertemu kekasihku di mimpi indahku malam ini...

Selamat Mimpi Indah Wahai Kekasih
Salsa, Fina, Riga dan sayang Me'an