Jumat, Agustus 19, 2011

Bagaimana kalau ku rindu...

Sungguh begitu sulit ku gambar...
Jangankan menentukan warna, mencoretpun tidak
Bagaimana mengharap bias, memberikan sinarpun tidak

Tetapi, bukankah begitu berwarna setiap sisimu?
Bukankah begitu elok gerak ayunmu?

Masihkah ku sulit bersenandung, sedang begitu nikmat tarian denganmu?
Apakah ku juga sulit menghela nafas, sedang selalu dalam ku hirup aromamu?

Apa yang diharap kalau ku hanya mensenandungkan lagu-lagu bisu?
Apa juga yang dibalas kalau ku hanya bernafas dalam mimpi, menghela dalam gelap?

Oh, sayangku..., sungguh engkau begitu indah untuk sekedar ku hirup dan ku nikmati dalam resah setiap hari
Sungguh engkau begitu suci dan wangi untuk sekedar ku senandungkan dan ku sombongkan dalam isyarat

Dengarkan sayang-walau tak indah-segumpal darah ini berteriak :
"Ku merindumu..., ku sayang kamu Bunga Indahku..."


Ungkapan rinduku akan sempurna ciptaan-Mu, Bunga Indahku.

Jumat, Agustus 12, 2011

mengetahui jadwal imsyak dan shalat dalam perjalanan


Beberapa waktu lalu, bingung juga mengetahui waktu buka (maghrib), karena saat itu saya sedang ada di dalam bus, dalam perjalanan dari Baturaja ke Lahat. Pada saat itu posisi ada di Tanjung Enim (kab. Muara Enim). Tanya kanan kiri, sama, pada melongo semua, wajar saja karena bus jurusan Bandung-Medan-Pekanbaru, otomatis penumpang tidak tahu.

Saya berusaha dengan menelpon kakak saya yang berada di Muara Enim, tetapi tidak aktif. Saya coba melihat keluar melalui jendela, ada memang terlihat jamaah masjid sedang menunaikan shalat maghrib. Untuk memastikan, kembali saya menggunakan ponsel saya, dengan menghubungi teman saya yang berada di Prabumulih (Ibukota Kab. Muara Enim), pengakuannya menguatkan saya kalau waktu itu telah buka.

Sebelumnya saya mencoba, ambil ponsel dan mencari situs yang menyediakan sarana jadwal puasa, agak lama juga mencarinya, karena sebelumnya saya tidak tahu apa situsnya.

Pada saat sempat, penasaran saya mungkin terpenuhi , melalui komputer, anda bisa menggunakan situs PKPU dengan memasukkan alamat http://www.pkpu.or.id/imsyak/ untuk mengetahui jadwal puasa 1432 H tahun 2011 di seluruh wilayah di Indonesia (kota dan kabupaten). Kalau dibuka memalui ponsel gimana? Bisa, sepertinya PKPU telah menyesuaikan situsnya untuk tampilan ponsel.

Alhamdulillah, berarti saya sudah merasa kesulitan lagi mengetahui jadwal puasa (imsyak dan shalat) pada saat di dalam perjalanan. Tetapi gimana pula kalau gak ada sinyal...???

sumber : http://www.pkpu.or.id

Senin, Agustus 08, 2011

Shalat lebay-antara saya dan si masjid


Air susu dibalas dengan air tuba, mungkin pas juga untuk menggambarkan balas budi antara Tuhan dengan hambanya. Karena begitu banyak nikmat yang didapat oleh hambanya, tetapi tidak diikuti dengan yang seharusnya kita perbuat untuk Si pemberi nikmat tersebut, malah yang membuatnya murka itu yang kita lakukan.

Pada waktu itu, sedih dan ingin senyum di hati. Ingin langsung saya tulis, tetapi belum ada kesempatan. Maaf, kalau saya berungkap dengan bahasa saya yang mungkin agak kurang lazim.

Alhamdulillah, saya dan keluarga masih diberi kesempatan menambah amal ibadah dengan melalui Ramadhan tahun ini. Taraweh pertama, saya beserta kedua anak saya di masjid lingkungan rumah tempat tinggal saya. Sebelumnya sudah lama ada dibenak saya, masjid kali ini berseri kembali, mungkin tidak untuk sebelas bulan sebelumnya. Ramadhan selalu dinantikannya. Ia bangga akan penghargaan yang diperbuat oleh umat Muhammad khusus bulan ini, tetapi entah apakah dilakukan murni untuk mencari ridha Allah, si masjid menyanksikan itu. Mungkin karena ada sesuatu yang berlebih pada awal setiap ramadhan. Bapak dengan membawa anak laki-lakinya ikut taraweh ke masjid, begitu pula muda-mudi ramai berkunjung, ibu-ibu tidak mau ketinggalan. Sungguh begitu banyak wajah-wajah asing di ruanganku kini, si masjid membatin. Mataku pun hampir silau dengan pakaian baru, bersih dan wangi yang dikenakan mereka. Tetapi tidakkah pakaian itu juga yang seharusnya dikenakan di setiap shalatnya? Tetapi saya rasa tidak, karena aroma tokonya masih menyengat.

Pada saat mulai sakralnya shalat didirikan, saya menjadi agak geli, gerakan-gerakan shalat dilakukan sedikit aneh dan berlebih. Bacaan shalat juga dibuat sedikit nyaring dan terlihat khusuk. Batin saya bergumam, ada yang lebay di rumah-Mu, Allah. Selalu setiap awal ramadhan, taraweh di masjid mengalahkan jumlah sab shalat jumat. Senyum gembira menggurat di wajah penghuni masjid. Alunan ayat-Mu masih terdengar nyaring dan menggema. Tetapi untuk selanjutnya, mata saya menjadi basah, mungkin belum juga masuk sepuluh hari terakhir. Suasana masjid kembali pada nasibnya, sepi dan sunyi. Hanya segelintir orang yang tetap menikmati ibadah wajib di masjid. Wajar saja kalau si masjid berharap andai saja setiap bulan adalah ramadhan, tetapi tentunya itu bukan harapan banyak hamba-Mu. Taraweh ini saja banyak dari mereka yang mengeluh, terlalu lama lah, panjang doanya, ada kultumnya... Coba bandingkan dengan waktu mereka di luar masjid? Pasar, ngobrol kosong, jalan-jalan, nonton tv, main PS, baca novel.

Saya bersyukur, masih dapat menikmati ibadah ramadhan kali ini dengan variasi lebaynya. Bagaimana juga nasib si masjid kalau tanpa ramadhan? Tetapi hanya Allah yang tahu isi hati setiap hamba-Nya. Sungguh Allah, hindarkan kami dari hamba-Mu yang lebay, jadikan kami manusia yang ikhlas beribadah, menjalankan kewajiban sebagai umat muslim yang taat dan hanya untuk mendapatkan ridha-Mu.