Senin, Agustus 27, 2012

Ingin cepat nikah? Sebambangan saja...

Bukannya anjuran, tetapi pilihan lebih baik daripada berlarut-larut hingga menimbulkan fitnah dan zina. Kalau saya sih, ambil positifnya saja. 



Sebambangan dapat diartikan berbeda masing-masing adat, misalkan yang saya tahu antara adat Lampung dan OKU. Kalau di OKU pengertian sebambangan mungkin konotasinya lebih negatif karena mungkin sebagian ada yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang tua masing-masing, baru nanti pihak yang ditumpangi oleh pasangan pemuda pemudi tersebut (tetua adat atau kerabat yang dituakan) menyampaikan ke orang tua laki-laki dan perempuan perihal sebambangan tersebut. Sedangkan adat Lampung, mungkin hampir sama tetapi anak perempuan yang pergi tersebut sebelumnya meninggalkan pesan berupa surat yang memberitahukan maksud kepergiannya bersama lelaki pilihannya. Jadi mungkin keluarga tidak begitu panik, karena sudah tahu kemana anaknya pergi dan maksudnya.

Sebambangan sebenarnya berbeda dengan kawin lari. Sebambangan biasanya berakhir dengan damai dan terjadi pernikahan dengan restu kedua keluarga. Berbeda dengan kawin lari yang menikah tanpa restu orang tua. Sedangkan persamaannya adalah si lelaki membawa pergi pasangannya tanpa izin dahulu ke orang tuanya.

Sebambangan adalah proses pernikahan yang instan, tanpa melalui urut-urutan kebiasaan atau adat yang berlaku. Karena memang sebenarnya tahapan tersebutlah yang terkadang menjadi penghalang mereka hingga pasangan kekasih tersebut memaksakan menikah dengan cara sebambangan. Yang jelas pernikahan terhalang karena ketidaksetujuan atau belum saatnya. Ketidaksetujuan pihak laki-laki kepada pihak perempuan atau sebaliknya, dengan berbagai alasan. Atau belum saatnya menikah, dengan berbagai alasan pula, misalnya harus menunggu saudara yang lebih tua menikah dulu, masalah biaya, kuliah yang belum selesai, dan lain-lain. Jadi tahap-tahapan proses pernikahan tersebutlah yang menjadi penghalang pasangan kekasih untuk menikah sedangkan mereka sudah ngebet ingin menikah.  

Ada positif negatifnya dari pelaksanaan sebambangan ini. Untuk alasan ingin mensegerakan menikah untuk menghindari zina dan fitnah, sedangkan orang tua belum cukup biaya atau belum siap padahal kedua belah pihak telah setuju dengan pilihan hidup anaknya masing-masing, ini mungkin pilihan yang baik. Karena pada dasarnya sebambangan diakhiri dengan proses akad nikah. Kalau negatifnya, ya jadinya si anak memaksakan kehendak, tidak cukup bersabar untuk memahami orang tua. Atau memaksakan kehendak dengan ingin menikah walaupun orang tua tidak setuju dengan pasangan pilihan anaknya. Walaupun kalau memang seperti ini yang terjadi, ya, seharusnya tetap dinikahkan saja dengan pilihan sang anak yang tidak kita paksakan, tinggal nantinya tanggung jawab berkeluarga mereka tanggung sendiri.

Lebih baik kalau masing-masing pihak saling paham dan pengertian. Si anak selalulah berkomunikasi yang baik dengan orang tua, memberikan pengertian dan sugesti-sugesti positif, karena di dalam Islam juga ada beberapa yang wajib dilakukan dalam proses pernikahan, selebihnya mungkin sunah atau tidak wajib seperti resepsi yang mewah, apalagi pelaksanaan adat yang terkadang memberatkan. Jadi kenapa orang tua tidak berpikir, ya, sudah dinikahkan saja, paling tidak akad nikahnya dulu, yang penting mereka sudah resmi dan sah menjadi pasangan suami istri. Untuk resepsinya dapat dilakukan nanti. Karena resepsi memberikan nilai positif sebagai promosi atau pemberitahuan kepada khalayak kalau kedua insan tersebut telah terjalin ikatan resmi sebagai suami istri.

Jadikan pernikahan sebagai sesuatu yang sakral dan suci, tidak saja janji suami kepada istri atau sebaliknya tetapi janji kepada Sang Kuasa untuk menjaga keutuhan rumah tangga, saling setia dan bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing. Jadilah keluarga Islam yang kokoh menjalankan syariat-Nya hingga melahirkan generasi yang dapat diandalkan untuk menghadapi kehidupannya sendiri dan menjadi penyelamat peradilan akhirat orang tuanya kelak.

                       Selamat memulai hidup yang sesungguhnya adindaku...

artikel sebambangan lengkap : di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar