Jumat, April 20, 2012

Suatu pagi di tahun 2052

Walau pagi hari, tetapi cuaca tidak cerah, sinar matahari tidak menembus sampai ke bumi. Sejauh mata memandang tidak nampak yang berwarna hijau di sini, atau mungkin mata ini yang sudah kabur. Usiaku kini 76 tahun. Ku sadari beberapa onderdil jasmaniku telah lemah fungsinya, mulai dari mata, telinga, jantung, ginjal, paru-paru, persendian, otot-otot, kulit, terlalu banyak mungkin untuk disebut, tetapi tidak untuk hati ini tidak untuk jiwa ini.

Aku berdiri di satu sudut kota yang bising dan tidak nyaman. Banyak bangunan yang rusak dan tidak terurus. Sepanjang aku berjalan, sampai ku putuskan untuk berhenti, kurasakan permukaan jalan berbatu dan tidak rata, ah..., tetapi mungkin itu perasaanku saja.

Sesaat, sayup kudengar suara perempuan menghardik dengan nada suara tinggi. Kepalaku menoleh mengikuti asal suara tadi. Aku melihat seorang lelaki tergesa-gesa keluar dari sebuah rumah. Tubuhnya dipenuhi dengan bulu berwarna hitam dan langkahnya persis seekor monyet. Aku begitu yakin karena kulihat juga ekornya ketika ia berlalu membelakangiku.

Tersentak aku terkejut, ketika ada yang berlalu dengan cepat dari arah belakang dan sedikit menabrak tubuhku. Setelah beberapa saat kuperhatikan, ternyata iapun memiliki ekor. Lelaki itu berlari cepat seperti seekor anjing tetapi tidak dengan keempat kakinya menginjak tanah, karena kedua kaki depannya menjuntai ke atas seperti seorang manusia.

Sedikit membungkuk, ku ambil kacamataku yang tadi terjatuh dan menempatkan pada posisi yang seharusnya. Di seberang jalan ku melihat beberapa orang sedang berjalan dengan terburu-buru. Sambil membenahi posisi kacamataku, ku lihat salah satu dari mereka ada yang memiliki hidung seperti babi, perutnya juga buncit dan terdapat ekor pendek keluar dari belakang celananya. Sedangkan yang lainnya memiliki ekor yang panjang, ada yang berjalan setengah merangkak seperti anjing dan ada yang berbulu seperti monyet.

Aku masih berdiri di sini. Berusaha meyakini kalau penglihatanku salah. Biarlah ku sadari karena fisikku sudah begitu lemah. Tetapi mengapa jiwaku memiliki keyakinan lain? Kepalaku menjadi sedikit pusing ketika mengingat apa yang aku lihat dan aku dengar beberapa puluh tahun lalu, dimana banyak orang tua berucap keras kepada anaknya dengan sebutan anjing, babi atau monyet? Tetapi, entahlah..., mungkin fungsi otakku juga sudah lemah untuk mengingat apa yang terjadi pada masa lampau.

Aku masih berdiri di sini. Bimbang, berusaha meyakini antara kebenaran fisik dan jiwa ini.




~ Sayangi keluarga anda. Sayangi buah hati anda. Sungguh, mereka adalah amanah yang paling sempurna.~

Kamis, April 12, 2012

Andai aku menjadi...

Sebuah acara televisi tersebut memberikan arti bahwa manusia hendaknya bersyukur dengan profesi yang ia jalani saat ini, karena profesi orang lain yang sebelumnya kita anggap lebih enak, setelah dijalani terasa lebih berat dan tidak mengenakkan dibandingkan dengan profesi kita sebenarnya. Akhirnya kita berkesimpulan biarlah saya dengan profesi yang lama saja. 

Tetapi bagaimana jika kita berganti kodrat? Misalkan suami menjadi istri dan sebaliknya. Karena begitu banyak  keluhan dari masing-masing penganut kodrat tersebut yang mengeluh atas yang memang menjadi kewajibannya sebagai seorang suami atau istri. Fiksi berikut memberikan gambaran seorang suami yang mengeluh atas kodratnya yang membandingkan tugas istri yang lebih ringan. 

sumber : http://tadzkirah.wordpress.com



Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.
S: “Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ….!”
I: “Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek…!”
Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: “Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah, bosen nih… jadi suami kerja di kantor.. Aku mohon jadikanlah aku menjadi istriku dan istriku ubahlah jadi aku seorang suami.
Tuhan: :) ..tersenyum
Esoknya permohonan sang suami dikabulkan. Dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju untuk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi ke pasar untuk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang dia beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu dia menyetrika sampai jam 4 sore.
Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton sinetron di televisi. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.
Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:
S: “Ya.. Tuhan yg Maha Pengampun.. ampunilah aku.., aku tidak tahu apa yg aku minta.., mohon kembalikan aku seperti sedia kala."
Tuhan: :) tersenyum saja. ”Baiklah akan saya kabulkan, tapi..“
S: “Tapi apa…?
Tuhan: “Tapi kamu harus menunggu 9 bulan lagi, karena tadi malam kamu positif (hamil)!!”
S: “Oooh ooohh…..tobaaaaat..9 bulan lagiiii…., tidaaaakkk!!!"
Bagaimana para suami, masih mengeluh dengan rutinitas anda? Jalani semua aktivitas tersebut baik suami maupun istri dengan ikhlas dan sabar, karena pada hakikatnya semua itu adalah ibadah dan pasti mendapat imbalan kebaikan dari-Nya. :) 

Seandainya semua orang baik beragama Islam


Ada bahagia juga melihat seorang teman sebelum menyantap makan malamnya, ia menunduk dan memejamkan mata seperti sedang berdoa, saya bisa pastikan itu karena ada gerakan ritual khas yang menandakan kalau ia sedang berkomunikasi dengan Tuhannya. Motivasi saya timbul untuk juga berdoa sebelum saya menyantap makan malam ini.

Ia salah satu teman saya yang berakhlak baik. Berperilaku baik ke sesama manusia. Menjaga kode etik di dalam bekerja dan cerdas. Di dekat kantor saya ada seorang ibu tua yang menjual makanan untuk sarapan pagi, selalu setiap pagi teman saya tersebut memberikan uang yang lebih untuk makanan yang ia beli. Pada saat ada teman lain yang sakit, ia begitu antusias menjenguk dengan membawa buah atau makanan. Begitu juga pada saat ada yang meninggal, ia ikut berziarah.

Ia sungguh teman yang berjiwa sosial tinggi. Tutur katanya selalu dijaga serta bersopan santun. Sungguh bagi saya ia teman yang sempurna. Tetapi ia tidak pernah melakukan ibadah shalat, ia tidak mengaji, ia tidak pernah pergi ke masjid untuk ibadah dan kegiatan rohani lainnya, tidak juga berpuasa pada bulan ramadhan dan tidak berzakat. Ya, karena teman saya tersebut non muslim.

Batin saya menggerutu, akankah ia masuk surga setelah ajalnya nanti? Apakah ada balasan yang baik dari-Nya untuk akhlak mulianya di dunia? Sungguh batin saya menggerutu dan geram juga menyesal, karena saya tahu jawabannya.

Sungguh kita bersyukur karena terlahir sebagai seorang muslim. Saudaraku sesama muslim, modal kita sudah punya, mari kita hiasi dengan amal ibadah ke sesama manusia dan ke Yang Maha, Allah, SWT. Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada semua insan berakhlak mulia agar amal baiknya tidak sia-sia. Sayang engkau bukan seorang muslim teman...

Selasa, April 10, 2012

Luangkan waktu sebentar saja untuk membaca ini

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan, tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.
Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar/teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al Qur’an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid
Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu, namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur’an, namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci Al Qur'an.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan lamanya untuk menghadap-Nya saat kumandang adzan menggema.
Betapa setiap orang ingin masuk surga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir atau mengatakan apa-apa atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api, namun kalau ada mail yang isinya tentang Allah betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon
DELETE.
ANDA TERTAWA …? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. …?
Sebar luaskanlah & bersyukurlah kepada ALLAH YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG.
Apakah tidak lucu apabila anda tidak memFORWARD pesan ini…. Betapa banyak
orang tidak akan menerima pesan ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka
masih percaya akan sesuatu?
Dari sebuah blog : http://tadzkirah.wordpress.com

Rabu, April 04, 2012

10 Pintu Masuk Setan


Pintu-pintu tersebut tidak bisa terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah sifat seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak. Pada saat ini kami akan menunjukkan pintu-pintu tersebut yang merupakan pintu terbesar yang setan biasa memasukinya. Semoga Allah memberikan kita pemahaman dalam permasalahan ini.

Pintu pertama: 
Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar. 

Pintu kedua: 
Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. 

Pintu ketiga: 
Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini. 

Pintu keempat:
 
Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat. 

Pintu kelima:
 
Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran. 

Pinta keenam:
 
Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan) 

Pintu ketujuh: 
Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta. 

Pintu kedelapan: 
Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya. 

Pintu kesembilan: 
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah. 

Pintu kesepuluh: 
Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain. 

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya.


sumber : http://www.klikunic.com