Senin, Agustus 27, 2012

Waktu itu (satu)

Engkau berkisah tentang duka
terlalu panjang untuk didengar, terlalu lugas untuk diresap
Yang kulihat hanya ikal rambutmu mengurai di wajah
hanya kudengar engkau bersedih di sela cerita harumu

Angin malam ini ringan menyapu kulit
di ruang bedeng kontrakan 3 x 2 meter
Pintunya terbuka, halaman teras masih ramai orang berucap kosong

Engkau masih saja berkeluh kesah sendiri
Aku masih saja hanya melihat ikal rambutmu
walau sesekali berusaha masuk berperan di cerita sedihnu
Aku terenyuh, tetapi tidak menangis
Batinku lebih berujar, mengapa keluh kesahmu kepadaku?

Malam semakin larut
Angin lebih terasa dingin
Pintu masih terbuka, suara orang di teras lebih ringan

Kita masih saja duduk bersila berhadapan
Engkau masih saja begitu seperti tadi
Sedang aku..., aku sedikit terbawa cerita dukamu
tetapi aku lebih merasa engkau merangkai malam yang tak biasa
malam yang beda dan berwarna
malam yang selanjutnya membuatku tersenyum dan terasa indah  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar