Senin, Februari 13, 2012

Dilema Pernikahan


Silahkan berpendapat, tentu banyak "pernak-pernik" pernikahan, mulai dari pra nikah sampai pelaksanaan pernikahan itu sendiri, malah mungkin ada yang berkelanjutan sampai setelah pernikahan.

Saya hanya mengungkap realita yang bersinggungan dengan saya.

Inti acara pernikahan terbagai dua, akad nikah dan resepsi pernikahan. Menurut saya keduanya memiliki arti penting sendiri. Akad nikah adalah sebuah ikrar dan pengakuan secara agama bahwa kedua pelah pihak lelaki dan perempuan sah menjadi suami dan istri. Sedangkan resepsi adalah suatu cara untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa telah terjalin hubungan pernikahan yang sah antara suami dan istri tadi, untuk dapat dipahami dan diakui oleh masyarakat. Akad nikah seharusnya dapat diartikan oleh setiap manusia dengan mendalam, untuk menjadi sebuah janji suci tidak hanya untuk pasangannya tetapi juga janji kepada Allah yang dapat mewarnai kehidupan berumah tangga ke depannya.

Bagaimana dengan resepsi? Betul, masyarakat harus tahu tentang perubahan status tersebut agar tidak ada penilaian negatif terhadap masing-masing individu. Tetapi apakah harus dirayakan dengan mewah? Oh, ya..., ini bukti kita sebagai insan yang bersyukur. It's ok, sekarang tinggal tanyakan kepada diri masing-masing, apakah kita dapat memaknai pengertian bersyukur? Saya rasa tidak. yang ada hanya kesombongan dan munafik. Apalagi perayaan yang tidak melahirkan suasana syahdu yang dapat menurunkan hati dari keangkuhan sampai timbul rasa syukur. Bersyukur dengan bersedekah.., ya, tetapi bukannya bersedekah untuk orang-orang yang tidak mampu yang lebih menghargai rezeki bukan untuk manusia-manusia yang tidak menghargai makanan, karena banyak terlihat di acara resepsi, makan yang tidak habis. Jadi alasan yang tepat adalah prestise, pengakuan kemampuan dan pengharapan serta penghargaan dari petinggi-petinggi manusia penghui bumi.

Saya memandang itu dengan tambahan sisi yang lain. Karena kesucian, penjagaan aurat hingga menjadi haknya mungkin menjadi sesuatu yang langka saat ini. Jadi untuk apa perayaan mewah tersebut? Untuk memuliakan perzinahan? Merestui MSC (Merried Because Accident)? Sekarang pertanyaannya, bagi pasangan tersebut perzinahan bukan kesalahan untuk diambil pelajaran apalagi untuk dihukum, karena nikmat perzinahan tetap dirayakan.

Coba kita sekarang "merunduk" lebih ke bawah. Bagaimana dua insan susah payah memperjuangkan yang namanya pernikahan dengan keterbatasannya. Perjuangan untuk memperoleh kepercayaan bukan keterpaksaan. Hingga akhirnya merasakan suasana dramatis dengan makna yang mendalam dalam arti sebuah pernikahan. Perjuangan dan pengorbananpun mungkin belum selesai, karena harus mencukupi biaya hidup termasuk mengganti dana pinjaman untuk keperluan pada saat pernikahan.

Mari bersama kita memahami makna pernikahan yang sebenarnya, sehingga sulit untuk kita dustai dengan alasan dan lantaran apapun. Pernikahan adalah janji suci kepada Allah, hubungannya adalah tanggung jawab dan kesetiaan. Semoga Allah memberikan kedamaian untuk keluarga tersebut dan melahirkan penerus loyalitas terhadap Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar