Kamis, April 12, 2012

Andai aku menjadi...

Sebuah acara televisi tersebut memberikan arti bahwa manusia hendaknya bersyukur dengan profesi yang ia jalani saat ini, karena profesi orang lain yang sebelumnya kita anggap lebih enak, setelah dijalani terasa lebih berat dan tidak mengenakkan dibandingkan dengan profesi kita sebenarnya. Akhirnya kita berkesimpulan biarlah saya dengan profesi yang lama saja. 

Tetapi bagaimana jika kita berganti kodrat? Misalkan suami menjadi istri dan sebaliknya. Karena begitu banyak  keluhan dari masing-masing penganut kodrat tersebut yang mengeluh atas yang memang menjadi kewajibannya sebagai seorang suami atau istri. Fiksi berikut memberikan gambaran seorang suami yang mengeluh atas kodratnya yang membandingkan tugas istri yang lebih ringan. 

sumber : http://tadzkirah.wordpress.com



Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.
S: “Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ….!”
I: “Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek…!”
Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: “Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah, bosen nih… jadi suami kerja di kantor.. Aku mohon jadikanlah aku menjadi istriku dan istriku ubahlah jadi aku seorang suami.
Tuhan: :) ..tersenyum
Esoknya permohonan sang suami dikabulkan. Dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju untuk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi ke pasar untuk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang dia beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu dia menyetrika sampai jam 4 sore.
Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton sinetron di televisi. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.
Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:
S: “Ya.. Tuhan yg Maha Pengampun.. ampunilah aku.., aku tidak tahu apa yg aku minta.., mohon kembalikan aku seperti sedia kala."
Tuhan: :) tersenyum saja. ”Baiklah akan saya kabulkan, tapi..“
S: “Tapi apa…?
Tuhan: “Tapi kamu harus menunggu 9 bulan lagi, karena tadi malam kamu positif (hamil)!!”
S: “Oooh ooohh…..tobaaaaat..9 bulan lagiiii…., tidaaaakkk!!!"
Bagaimana para suami, masih mengeluh dengan rutinitas anda? Jalani semua aktivitas tersebut baik suami maupun istri dengan ikhlas dan sabar, karena pada hakikatnya semua itu adalah ibadah dan pasti mendapat imbalan kebaikan dari-Nya. :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar