Senin, Agustus 27, 2012

Waktu itu (dua)

Maaf, kalau ku munafik untuk ragu dan ingin merangkai jarimu di sela jari tanganku
Maaf, kalau ku ingin lebih lama merasa lembut tanganmu digenggamanku

Hari itu masih terlalu pagi untuk manusia beraktifitas
Suatu pagi yang tidak biasa bernafkah hanya istirahat

Salah satu jalan aspal yang menanjak
Hanya pepohonan silih berganti mengawasi tenang, tanpa mmapu mengejar
Udara sejuk pagi itu, matahari masih malu menyiram sengatan cahanyanya

Engkau masih di sampingku beriring bersamaku
menunaikan janji kemarin untuk jalan bersama pagi ini

Suatu pagi yang tak biasa dengan aktifitas yang tak biasa pula
Tetapi maaf kalau kujadi terbiasa untuk menunggumu
kembali berjalan bersama

Suatu pagi yang kini biasa, menyusuri jalan yang sama
dengan bola mata, hidung, bibir, rambut yang sama
dengan genggaman lembut tangan yang sama

Burung-burung riang menyambut pagi yang cerah
bermain bersama angin di sela-sela rating pepohonan

Sungguh, udara ku hirup kini lebih terasa sejuk
merasuk ke dalam tubuh hingga jantungku yang lebih cepat degubnya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar