Kamis, Maret 08, 2012

Menanti hukuman

Inget waktu sekolah dulu, apabila ada pekerjaan rumah yang belum diselesaikan, maka hati pasti was-was menanti hukuman, dalam hati juga berharap, kali-kali aja gurunya kelewat atau tidak begitu memperhatikan, sehingga hukumanpun gak diterima.

Allah berfirman, dosa besar atau kecil akan mendapat ganjarannya begitu pula kebaikan yang kita perbuat akan mendapat pahala dan timbal balik kebaikan pula. Tinggal seberapa besar dosa dan kebajikan yang telah kita perbuat. Tetapi apakah benar, kebajikan dapat menghapus dosa? Kebajikan yang seperti apa, yang dapat menghapus dosa, dan dosa seperti apa yang dapat dihapus oleh kebajikan?

Saya juga baru terpikir tentang penghapusan dosa tersebut. Karena selama ini saya selalu menghubungkan "sandungan" kehidupan dengan dosa yang saya perbuat. Misalkan saya meninggalkan shalat isya hari ini, maka dengan was-was saya menanti hukumannya. Baru nanti setelah mendapatkan masalah, maka itu saya anggap mungkin hukumannya. Saya tidak berpikir untuk melakukan kebajikan untuk menghapus dosa dan hukumannya.

Tetapi tidak baik juga memelihara pemikiran seperti itu, karena untuk ke depan saya berharap sukses dalam bekerja, memperoleh jabatan dan mencapai hidup yang mapan. Mau idealis, bukan tempatnya menjadi abdi negara. Mau jadi pengusaha, jadi mainan pejabat negara juga. Maka, jika ingin kaya, jangan takut dosa. Boro-boro juga mau mikirin dosa atau hukumannya dari yang Kuasa. Shalat lima waktu, apalagi, gak sempet.

Begitukah?


Allah tidak tidur, semua amalan akan menuai balasan, baik atau buruk, besar dan kecil. Pasti, ditunggu aja. Dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar