Rabu, Desember 08, 2010

Ketika Seorang Menjadi Pahlawan


"Hanya ada satu orang, satu pahlawan, satu legenda" begitulah ungkapan idola baru sepak bola Indonesia Irfan Bachdim pada twitternya. Yah.., Bambang Pamungkas disebut sebagai pahlawan malam itu saat bertanding melawan musuh bebuyutan Thailand dengan skor 2-1. Terus terang ketika mendengar kata pahlawan, hati saya langsung ciut. Nadi saya terasa berhenti ketika Kiki Amalia menangis haru saat suaminya menjadi pahlawan menghalau bola masuk ke gawangnya. Saya semakin tertunduk lemas, seorang Markus sudah menjadi pahlawan pada umur pernikahan yang seumur jagung, huuhhh...

Saatnya kita bertanya pada hati kecil kita, kita merasa bangga saat mengatakan kalau sudah begitu lamanya umur pernikahan kita dibanding, sang pahlawan tadi atau dibanding teman-teman seumur kita. "Saya bangga kalau di usia begitu mudanya saya sudah berani memutuskan untuk menikah, sampai saat ini dikaruniai buah hati". Tetapi pernahkah kita menyadari apa yang sudah kita lakukan sepanjang umur kita atau umur pernikahan kita? Apakah pernah terpikir suatu saat nanti kita disebut pahlawan karena sesuatu yang kita hasilkan atau perbuat? Oohh, tidak..., jangan begitu jauh anda berpikir untuk menjadi pahlawan negeri. Apakah anda juga sebagai pahlawan dalam profesi anda? Tidak juga...., baiklah, ini pertanyaan terakhir : yakinkan kalau anda pahlawan dalam peran anda dalam keluarga.

Tetapi saya juga terdiam apabila pertanyaan itu dilontarkan. Begitu lemahnya fungsi kita sebagai lelaki kepala keluarga. Mencari nafkah...??? Semua kepala keluargapun mencari nafkah, begitu mudahnya kita bekerja, kadang-kadang tanpa tenaga, tanpa taruhan nyawa. Apakah itu yang disebut pahlawan? Tidak dapat dipungkiri kalau sang istri lebih dulu menyandang status pahlawan. Karena saya tahu betul kalau nyawa yang ia pertaruhkan dalam proses kelahiran anak kami. Selayaknya menurut saya kita menghargai dan melindungi sang pahlawan tersebut. Lalu kapan titel pahlawan juga melekat pada kita? Terus terang saya malu mempertanyakan itu dan saya salut untuk para pahlawan negeri.

Paling tidak saya memahami arti seorang pahlawan yang sebenarnya. Sungguh ia berjuang demi sesuatu yang diyakininya pada sebuah kebenaran tentunya. Untuk saat ini saya belum menjadi pahlawan, tetapi saya ingin memiliki jiwa pahlawan dan tetap menghargai dan menyayangi sang pahlawan hati, istri.

Tetap semangat layaknya pahlawan...

2 komentar:

  1. Pada prinsipnya sih semua orang bisa jadi pahlawan, hanya kadang waktu dan kondisi yang tepat aja, serta bener bro yang enak itu jadi pahlawan hati.... :)

    btw salam kenal

    BalasHapus